Selasa, 13 Juni 2017

FINAL REPORT KEGIATAN KEPEDULIAN SOSIAL

      Project Luar Kelas
      CBDC
 Character Building : Agama

KEGIATAN KEPEDULIAN SOSIAL DI PANTI ASUHAN
                                               



Meningkatkan Sikap Rendah Hati dan Toleransi bagi anak-anak Pada Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa di Ciledug, Tangerang


Identitas Kelompok

Nim
Nama
Jabatan (ketua, sekertaris, anggota)
1901462422
  Martin Luter
Ketua
1901462492
Timothy
Wakil Ketua
1901483963
Billy Caesario Simon
Sekertaris
1901461760
Erwin Herwindo
Anggota
1901507995
Stephanus Jason
Anggota



Kelas
LE24




BINUS UNIVERSITY
2017




HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
Project Luar Kelas Character Building Agama

1.
Judul Project
:
Meningkatkan Sikap Rendah Hati dan Toleransi bagi anak-anak Pada Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa di Ciledug, Tangerang
2
Lokasi Project
:
Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa
3
Kelompok target kegiatan
:
Anak-anak Panti Asuhan
4.
Nama Anggota Kelompok
:















5




Mata Kuliah




:




Character Building Agama
6
Kelas
:
LE24
7.
Dosen
:
Ramot Peter, S.Pd., M.Th.


                                                                                        Jakarta,…………………………..

Mengetahui




( Ramot Peter, S.Pd., M.Th. )
Dosen CB  Kewarganegaraan

Ketua Kelompok




( Martin Luter )



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari sering kali kita dapati adanya diskriminasi Ras, Suku , dan juga Agama. Hal ini sering kali terjadi terutama diskriminasi Agama dikarenakan pribadi seseorang yang tidak sadar bahwa NKRI adalah negara yang memiliki hukum sendiri yaitu UUD 1945 dan harus berpegang teguh terhadap PANCASILA. Indonesia adalah negara yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa yang didalamnya terdapat 6 Agama yang diakui oleh negara yaitu : Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Contoh diskriminasi yang sempat memanas di Indonesia adalah seorang calon Gubernur yang di intimidasi sedemikian rupa dikarenakan Beliau bukanlah penganut Agama mayoritas, sangat disayangkan hal ini masih terjadi, dilain hal masih sering didapati orang di Indonesia yang tidak mau memaafkan dan bersikap angkuh.
Dengan permasalahan yang ada ini melalui pembelajaran Character Building di Binus University mengenai Agama maka diperlukan kegiatan kepedulian sosial dimana kami mahasiswa Binus tergerak untuk melakukan pencegahan dini dengan dimulai dari anak – anak Panti Asuhan. Mengapa? Karena anak anak Panti Asuhan cenderung lebih rentan daripada anak anak yang memiliki orang tua yang bisa mendidiknya lebih dekat, oleh karena itu kami berkeputusan untuk mendampingi dan memberikan bimbingan sebagai wadah pencegahan terjadinya kasus yang serupa dimasa yang akan datang, materi yang akan kami berikan mencangkup materi dampak positif Sekularisme yang perlu di cermati dengan mengambil sikap toleransi dari sekularisme tersebut serta membimbing mereka juga agar mereka berjiwa besar dan berlapang dada ketika mereka salah dan meminta maaf dengan tulus karena hal ini tentunya akan membantu mereka agar terhindar dari konflik-konflik yang akan mereka alami dimasa yang akan datang serta sebagai materi tambahan kami juga akan mengajarkan mereka untuk selalu bersikap rendah hati karena kerendahan hati adalah salah satu kunci utama kesuksesan kelak. Kiranya bimbingan yang kami berikan bisa mencapai tujuan seperti yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah dengan adanya perkembangan sekularisme di Indonesia ini dapat mempengaruhi moral dan sikap anak-anak panti asuhan terhadap sekularisme di indonesia?
2.      Apakah dengan memberikan bimbingan tentang kerendahan hati terhadap anak-anak panti asuhan dapat menumbuhkan dan membangun rasa memaafkan antar satu sama lain dan juga dalam pergaulan sehari-hari mereka?

1.3 Rencana Kegiatan
Berikut tahap rencana kegiatan / Rundown kegiatan yang kami akan lakukan dalam kegiatan kepedulian sosial dimana kegiatan yang kami lakukan dilakukan sebanyak 5x pertemuan ( Survey + 4 Pertemuan Pendampingan bimbingan ) , walaupun rencana kegiatan ada terdapat beberapa perbedaan dari rencana kegiatan proposal kami.
 Pertemuan 1 (Survey) Rabu , 7 Maret 2017

JAM/DURASI

KEGIATAN

KETERANGAN
  11.30 – 12.10
100 MENIT
Melakukan Survey tempat dan mengajukan izin untuk melakukan kegiatan kepedulian sosial

Pertemuan 2 Sabtu , 18 Maret 2017

JAM/DURASI


KEGIATAN

KETERANGAN
9.00 – 9.30
30 MENIT
Salam pembuka dan Berdoa bersama , kegiatan dimulai
Memperkenalkan diri masing-masing anggota dan berkenalan dengan anak-anak panti asuhan
9.30 – 10.10
40 MENIT
Pendampingan , Memainkan Games
·         Berpindah Koran
10.10 – 10.20
10 MENIT
Salam penutup dan berdoa bersama

  *Total Durasi : 100 menit
 Pertemuan 3 Sabtu , 1 April 2017

JAM/DURASI


KEGIATAN

KETERANGAN
7.00 – 9.00
120 MENIT
Melakukan kegiatan kerja bakti bersama anak anak panti
Bercocok tanam
9.00 – 10.00
60 MENIT
Pendampingan , Memainkan Games
Ikat Tali
10.00 – 10.10
10 MENIT
Salam penutup dan berdoa bersama

 *Total Durasi : 190 menit

 Pertemuan 4 Sabtu , 8 April 2017

JAM/DURASI


KEGIATAN

KETERANGAN
9.00 – 9.15
15 MENIT
Salam pembuka dan Berdoa bersama , kegiatan dimulai

9.15 – 11.15
120 MENIT
Pendampingan , Menonton Film Bersama anak panti asuhan

11.15 – 11.30
15 MENIT
Salam penutup dan berdoa bersama

 *Total Durasi : 150 menit
Pertemuan 5 Sabtu , 15 April 2017

JAM/DURASI


KEGIATAN

KETERANGAN
9.00 – 9.15
15 MENIT
Salam pembuka dan Berdoa bersama , kegiatan dimulai

9.15 – 10.30
75 MENIT
Pendampingan , Memainkan Games
Werewolf kartu
10.30 – 10.45
15 MENIT
Salam penutup dan berdoa bersama

 *Total Durasi : 105 menit





BAB 2
METODE KEGIATAN
2.1 Bermain Games
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan pengertian, atau memberikan informasi,memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak. Menurut Mayke (1995) buku dan permainan, “bermain memberi kesempatan pada anak untuk memanipulasi, mengulang-ngulang, menemukan diri sendiri, bereskpolorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
Menurut Hughes (1995),5 pandangan utama tentang peran kita ketika sedang bermain adalah
1.      Partisipatif orang tua,guru,dan pendamping,
2.      kita berperan sebagai fasilator ,
3.      intonasi yang tidak terlalu tinggi dan berbicara lembut dapat di gunakan untuk menghadapi anak yang kurang baik,
4.      ketika berkomunikasi dengan anak kita perlu memerhatikan bahasa tubuh mereka,
5.      setiap anak memiliki keunikan sendiri.
Alat bermain adalah semua alat bermain yang di gunakan oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti bongkar pasang,mengelompokkan, memadukan,mencari pandangannya,merangkai, membentuk,mengetok,menyemupurnakan suatau desain atau menyusun sesuai bentuk utuhnya.
Bermain harus sesuai dengan tahapan usia anak Pendidik seharusnya memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang bermain agar dapat mendukung dan menetapkan kegiatan bermain yang cocok untuk anak. Anak dengan tingkat usia yang berbeda memiliki minat bermain yang berbeda.
Tahapan tersebut secara umum dijabarkan sebagai berikut ;
  • 1    Bayi –Toddler

Bermain lebih fokus pada keterampilan motorik, pemaksimalan panca indera,
kegiatan eksplorasi objek, banyak melakukan gerakan sederhana, gerakan dilakukan tidak bertujuan dan dilakukan berulangulang, tidak/belum ada komunikasi, melakukan
aktivitas yang sama namun tidak berhubungan dgn anak lain, konsentrasi bermain hanya
dengan mainannya sendiri, dan belum mengenal konsep peraturan.
  • 2.      Anak-anak awal akhir

Pada usia ini anak sudah mulai menunjukkan minat untuk bermain dengan anak
lain, sering saling bertukar mainan, sama sama belajar dengan anak lain untuk membuat
peraturan dan bermain dengan peraturan, belajar untuk bekerja sama dalam satu aktivitas, sudah mampu membangun dan menciptakan sesuatu dengan benda, tujuan bermain adalah untuk memperoleh kepuasan pribadi, jika melakukan kegiatan bermain sambil bertanding, anak belum ada keinginan untuk menang, dan anak belajar untuk berhitung, membaca, menulis (kemampuan dasar akademik).
  •        3.    Sekolah dasar

Pada tahap bermain ini, anak sangat tertarik untuk melakukan kegiatan eksplorasi
dan menciptakan mainannya sendiri (berkreasi), mulai menyukai kegiatan bermain yang
menggunakan angka dan kode kode rahasia, mulai menunjukkan siapa dirinya,
keahliannya, talenta dan kemampuannya, sudah mulai memahami makna kata, huruf dan
angka, sudah mampu membangun konsep kerjasama dan sudah mengenal rasa bersaing.
4.      Memasuki remaja awal
Tahapan bermain memasuki remaja awal yaitu banyak bermain dengan permainan
teratur dan terstruktur, bermain dengan peraturan (sport), memiliki motivaasi bermain
untuk memperoleh kemenangan (menang berarti mampu mengikuti peraturan), kegiatan
terfokus/minat pada kelompok, dan anak belajar untuk memahami lingkungan social

2.2 Diskusi/Berbagi/Sharing
Menurut Suyanto (2005), diskusi kelompok adalah teknik bimbingan kelompok yang dilaksanakan dengan maksud agar para siswa anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Senada dengan pendapat di atas, Surya menyatakan diskusi kelompok merupakan suatu teknik dalam bimbingan kelompok yang murid-muridnya mendapat kesempatan memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan untuk menyumbang pikiran dalam memecahkan suatu masalah.
            Dalam diskusi tersebut semua anggota kelompok diikutsertakan secara aktif dalam mencapai kemungkinan pemecahan masalah secara bersama-sama mengutarakan masalahnya, mengutarakan ide-ide, mengutarakan saran-saran, saling menanggapi satu dengan yang lain dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Dalam kegiatan diskusi kelompok yang memegang peranan adalah pembimbing. Pembimbing berusaha menciptakan situasi yang mendorong konseli untuk ikut terlibat dalam diskusi dan selalu aktif berpartisipasi dan saling berinteraksi diantara mereka. Setelah diskusi kelompok berjalan, diharapkan pembimbing untuk tidak terlalu mencampuri pola suatu permasalahan.
Tujuan diskusi kelompok menurut Winkel (2003) adalah membahas bersama masalah yang dihadapi. Berikut tujuan diskusi kelompok :
1.  Memberi kesempatan pada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari pengalaman teman-teman peserta yang lain dalam mencapai jalan keluar suatu masalah.
2.   Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu mempunyai masalah sendiri-sendiri apabila ada persamaan masalah yang diutarakan, oleh salah satu anggota hal ini akan memberi keringanan beban batin bagi anggota yang kebetulan masalahnya sama.
3. Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengutarakan masalahnya, untuk berani mengutarakan masalahnya.
4.  Kecenderungan mengubah sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan pandangan, kritikan atau saran teman anggota kelompok.
2.3 Pendampingan Sosial
Pemberdayaan masyarakat dapat didefinisikan sebagai tindakan sosial dimana penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimilikinya. Dalam kenyataannya, seringkali proses ini tidak muncul secara otomatis, melainkan tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi masyarakat setempat dengan pihak luar atau para pekerja sosial baik yang bekerja berdasarkan dorongan karitatif maupun perspektif profesional. Para pekerja sosial ini berperan sebagai pendamping sosial.
Masyarakat miskin seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari lingkungannya. Pendamping sosial kemudian hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi mereka. Pendampingan sosial dengan demikian dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti; (a) merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi, (b) memobilisasi sumber daya setempat (c) memecahkan masalah sosial, (d) menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan, dan (e) menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat.
Pendampingan sosial sangat menentukan kerberhasilan program penanggulangan kemiskinan. Mengacu pada Ife (1995), peran pendamping umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu: fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat, dan peran-peran teknis bagi masyarakat miskin yang didampinginya.
1. Fasilitator. Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama, serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.
2. Pendidik. Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta bertukar gagasan dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang didampinginya. Membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan peran pendidik.
3. Perwakilan masyarakat. Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi antara pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan demi kepentingan masyarakat dampingannya. Pekerja sosial dapat bertugas mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.
4. Peran-peran teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis. Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi 'manajer perubahan" yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti; melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta mengatur sumber dana.

BAB 3
KONSEP
Kami menanamkan beberapa konsep dalam bimbingan yang akan kami sajikan kepada Anak-anak panti asuhan agar kegiatan yang kami lakukan ini dapat memberikan manfaat yang banyak, diantaranya adalah sebagai berikut:
3.1  Konsep Toleransi
Menurut Robert (1999) Manusia merupakan makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu / manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan agama atau ras. Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian. Untuk itulah Sikap toleransi sangatlah diperlukan dan perlu diajarkan sejak dini agar kelak menjadi manusia yang beradab dan tidak berperilaku sombong.

3.2  Konsep Kerendahan Hati
Menurut Sumeda (1993) Berhadapan dengan Tuhan sesungguhnya kita sebagai manusia tidak ada apa-apanya. Di hadapan Tuhan juga kita semua sama , yang hanya mengandalkan dan bergantung pada-Nya. Untuk itu manusia harus berlaku rendah hati, baik dihadapan Tuhan, maupun di hadapan sesama. Kita juga bukan tanpa dosa di hadapan Tuhan, tapi karena Tuhan begitu baik pada kita, maka kita tetap bisa selamat dan bahagia. Sebagai orang beriman, kita harus saling memaafkan atau mengampuni satu sama lain, karena Tuhan sendiri terus menerus mau mengampuni kita.
Kalau dilihat dari coraknya, tindakan mengampuni memiliki kekhususan diantara berbagai ungkapan cinta lainnya. Ada hambatan cukup besar dalam mewujudkannya maka dari itu dibutuhkan kerendahan hati dan kebesaran jiwa, dan tentu iman yang kuat. Karena banyak di luar sana walaupun orang yang memiliki agama dan iman kuat tetapi tidak dapat mempraktekkan kerendahan hati dan Jiwa memaafkan antara umat sesama

Kenyataan bahwa di dalam hati lubuk hati seseorang yang terdalam tertanam keinginan dan kerinduan kuat untuk mau mengampuni. Hal tersebut lah yang dapat mendorong seseorang untuk dengan tulus  mau memaafkan atau mengampuni. Dan hal lain lagi yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk mau mengampuni adalah pengalaman yang dirasakan , yang tidak bisa dibayar dengan uang, ketika seseorang berhasil mengampuni seseorang yang bersalah kepada orang lain.



BAB 4
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1  Deskripsi Kegiatan
Pertemuan Pertama , setibanya kami di panti asuhan, kami langsung di sambut oleh ibu pemilik panti yaitu Ibu Wiji lalu kami mempersiapkan kegiatan untuk pendampingan, setelah itu kami bertemu dengan anak – anak panti. Ada pepatah “ Tak Kenal Maka Tak Sayang “ pepatah ini tidak asing lagi dipakai dalam kegiatan seperti ini. Oleh karena itu kami melakukan pendekatan pengenalan terlebih dahulu. Lalu setelah itu kami memulai aktifitas kami yang di awali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh Martin secara Kristen karena panti asuhan kami adalah panti yang berbasis agama Kristen. Pada hari itu dihadiri oleh 13 anak dari 21 anak yang ada dikarenakan adanya kegiatan kuliah yang dilakukan beberapa anak – anak panti. Untuk lebih dapat mengenal mereka kami mengadakan sebuah games sambung kata dengan membentuk lingkaran penuh, setelah itu satu orang di tunjuk untuk mengawali permainan dengan menyebutkan satu kata sesuai kategori, setelah itu 2 huruf dibelakang kata pertama akan di sambung dengan orang disebelahnya untuk membentuk suatu kata lagi dan demikian seterusnya hingga kami mendapatkan pemenangnya. Hal ini kami lakukan agar anak – anak belajar untuk berani “legowo” mengakui kesalahan jika kalah dan mereka pun cukup antusias. Kegiatan selanjutnya adalah kami mengadakan games berpindah koran, kami bagi mereka menjadi dua kelompok yang berjumblah 6 orang, masing- masing kelompok harus berdiri di 1 lembar koran yang kemudian di sediakan 1 lembar lagi ditaruh di depan mereka untuk mereka berpindah dan koran pijakan sebelumnya kembali di pindahkan kedepan mereka dengan bantuan kami, demikian seterusnya hingga mereka yang mencapai garis finish duluan adalah pemenangnya. Dengan adanya games ini kami harapkan mereka dapat menjadi lebih kompak dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Games yang menyenangkan membuat kami gembira bersama dan melepas kesenjangan yang ada. Akhir pertemuan kami berfoto bersama dan berpamitan, mereka pun antusias untuk kedatangan kami selanjutnya.
Pertemuan Kedua , Pada pertemuan kali ini akan sedikit berbeda karena pada pertemuan kedua ini kami datang lebih pagi untuk bersama sama melakukan kerja bakti. kami melakukan ini agar keakraban dengan anak anak makin terjaga ,kami membersihkan dan menanam tanaman hidroponik. Kegiatan kerja bakti mereka di bagi 2,untuk anak laki laki mereka mendapat tugas untuk membersihkan dan menata tempat pohon akan di tanam,kebetulan kelompok kami laki laki semua jadi kami mengikuti membersihkan dan menata tempat pohon itu,pekerjaan ini bukan perkerjaan yang kami anggap mudah karena tempat menaruh pohon itu panjang dengan tempat yang penuh dengan barang dan untuk menyatukan tempat itu harus di pukul dari ujung ke ujung dan itu menurut kami sangat menyusahkan tapi dengan melihat anak anak yang sudah ahli dalam melakukan itu dan mereka dengan suka cita melakukannya kami mencoba sebisa kami,walau itu menyakitkan tangan kami karna harus memukul rada keras dari ujung alat ke ujungnya lagi karena itu untuk merekatkan satu sama lain. Dan untuk anak perempuan mereka menanam pohon dari biji pohon di suatu tempat seperti tanah liat yang mereka punya .Dalam kegiatan ini menurut kelompok kami kenapa lebih cocok di lakukan oleh perempuan di karenakan perkerjaan ini memerlukan kesabaran dan ketelitian,kami bertanya kepada salah satu anak bagaimana caranya,mereka menjelaskan di dalam satu lubang tanah liat tidak boleh di tanam lebih dari 1 biji pohon karena dapat membuat pohon saat tumbuh menjadi miring atau bisa di sebut cacat,sehingga tidak bisa di jual. Setelah kerja bakti kami melakukan games ice breaking ( 1 kelompok terdiri dari 5 orang dan kaki kita di sambung dengan tali lalu kita berusaha berjalan Bersama sama).Tujuan dari kegiatan ini adalah agar kita bisa berkerja sama satu sama lain dan tidak membeda bedakan satu sama lain.
Pertemuan ketiga , Pada pertemuan ini kegiatan yang diadakan oleh kami adalah menonton film tentang “secret life of pets” dengan anak-anak panti,sesuai janji kami pada pertemuan sebelumnya. Sebelum menuju panti kami mampir di indomaret untuk membeli snack dan makanan ringan untuk anak-anak panti sebagai camilan sembari menonton film nanti. Sesampainya dipinti kami langsung disambut oleh anak-anak panti,sepertinya mereka sangat antusias untuk menyaksikan film yang sudah kami janjikan pada mereka. Langsung saja kami menyalakan proyektor dan menyetel film secret life of pets dari laptop. Sembari menunggu proyektornya siap kami mencoba berbicara tentang pelajaran disekolah dengan anak-anak panti. Banyak dari mereka yang ada pr dari sekolahnya dan kami mencoba membantu menerangkan pr mereka sebisa kami. Setelah filmnya siap anak-anak panti langsung duduk dilantai untuk menyaksikan filmnya.Film ini berdurasi sekitar 2 jam dan bercerita tentang tokoh-tokoh binatang cartun yang ditinggal saat majikannya beraktifitas,dan binatang-binatang lucu ini memiliki pengalaman yang menyenangkan Bersama dan film ini juga kaya akan kisah moral seperti persahabatan antara binatang-binatang dalam menjalani rintangan.
Pertemuan Keempat , pada pertemuan terakhir ini Seperti biasa kami datang dan menyapa seluruh anak – anak dan kami menjelaskan apa yang akan kita lakukan pada hari ini. Kegiatan pada pertemuan akhir ini sedikit berbeda dari pertemuan sebelumnya karena pada pertemuan ini kami akan memainkan sebuah game yang bukan termasuk dari “Ice Breaking” kenapa begitu? Karena game ini diperlukan kemampuan komunikasi yang baik dan kepercayaan diantar anak – anak disini. Game ini disebut “Werewolf” inti dari game ini adalah penduduk desa harus menemukan serigala yang bersembunyi sebagai penduduk desa. Kemudian setelah memainkan game tersebut kami lanjutkan dengan makan bersama dengan anak – anak dan menyampaikan kesan – kesan kami kepada anak – anak begitu pun sebaliknya. Dengan adanya kegiatan – kegiatan pada hari terakhir kami berharap dimana anak – anak dapat memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan selalu percaya kepada teman.

4.2  Lokasi dan Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa Jl. Raden Saleh Raya No.62 RT/001 RW/06. Ciledug, Tangerang. Waktu Pelaksanaan yang diperoleh setelah berdiskusi dengan pihak Panti Asuhan adalah Setiap hari Sabtu ( 18 Maret 2017 , 1 April 2017 , 8 April 2017 , 15 April 2017 )

4.3  Pihak yang Terlibat
Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Ibu Wiji selaku pengurus Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa yang memberikan jadwal dan sebagai penerima proposal kegiatan , Para anak Panti Asuhan , serta semua anggota kelompok kami.






BAB 5
PENUTUP
5.1     Kesimpulan dan Saran
5.1.1 Kesimpulan
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan selama 4 pertemuan ini dapat di simpulkan bahwa kita sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dimana kita saling membutuhkan , saling memberi dan menerima dapat turut merasakan dan memahami apa yang saja yang terjadi dalam kehidupan anak-anak Panti asuhan yang telah kehilangan orang tua maupun di telantarkan oleh orang tua nya. kemudian adanya perkembangan sekularisme di Indonesia ternyata dapat mempengaruhi moral dan sikap anak-anak panti asuhan terhadap sekularisme di Indonesia serta
 Untuk itu , dengan adanya kegiatan project luar kelas mata kuliah CB : Agama yaitu melakukan pendampingan terhadap anak-anak Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa dapat membantu para mahasiswa agar lebih dapat membimbing anak-anak sebagai wadah pencegahan terjadinya kasus yang sekularisme yang salah dimasa yang akan datang serta membimbing mereka juga agar mereka berjiwa besar dan berlapang dada ketika mereka salah dan meminta maaf dengan tulus karena hal ini tentunya akan membantu mereka agar terhindar dari konflik-konflik yang akan mereka alami dimasa yang akan datang serta sebagai materi tambahan kami juga akan mengajarkan mereka untuk selalu bersikap rendah hati karena kerendahan hati adalah salah satu kunci utama kesuksesan kelak. Kegiatan kepedulian sosial yang dilakukan dengan cara memberikan games menarik beserta pendampingan yang menyangkutkan dengan tema kerendahan hati dan kejujuran , melakukan kegiatan kerja bakti , memberikan tayangan film lucu , menarik dan bermakna membuat anak-anak panti asuhan lebih senang , ceria dan mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka.
Kemudian hasil positif yang kami terima dari kegiatan pendampingan kepedulian sosial ini, meningkatkan jiwa dan kepedulian sosial kami serta dapat membantu masyarakat lain dalam menerapakan jiwa kerendahan hati.
Hasil pelaksanaan kegiatan ini tidak berbeda jauh dengan rencana kegiatan yang sudah ada sebelumnya , hanya saja ada beberapa perubahan karena mengikuti panti asuhan serta kemauan anak-anak panti asuhan sehingga kami hanya mengikuti dan mencocokan kegiatan yang diperlukan sesuai dengan rencana kegiatan kami. Lalu kegiatan ini pun dapat berjalan lancar karena adanya dukungan dan bantuan Ibu Wiji selaku pengurus panti asuhan Rumah Kasih Bapa
5.1.2 Saran
Masih banyak orang diluar sana yang menutup hati nuraninya dan tidak peduli dengan orang lain. Kegiatan seperti ini sebaiknya diperbanyak dan juga adakan seminar-seminar yang berkaitan dengan kehidupan kita sebagai sesam manusia. Diharapkan kegiatan kepedulian sosial seperti ini memberikan berbagai manfaat posisif bagi pihak-pihak terkait. Semakin sering kita melakukan kegiatan sosial , semakin tinggi kepedulian dan kepekaan kita terhadap sesama.
5.2     Refleksi Individu
5.2.1  Martin Luter
Kegiatan pendampingan kepedulian sosial telah dilaksanakan selama empat pertemuan dengan sangat baik. Bagi saya pribadi, kegiatan ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Saya pun menyadari bahwa begitu banyak orang diluar sana yang membutuhkan perhatian lebih terutama untuk anak-anak panti asuhan. Melalui kegiatan ini dan dapat bertemu dengan para anak-anak panti asuhan adalah sebuah jalan tuhan yang membukakan hati dan pikiran saya untuk selalu mengucap syukur atas apa yang telah saya peroleh selama ini karena banyak diluar sana seperti anak-anak panti asuhan yang berlatar belakang tidak memiliki orang tua , tidak memiliki kasih sayang orang tua tetapi mereka tidak mengeluh dan sedih dan tidak dapat meminta apapun untuk keinginan mereka bahkan mereka selalu bersyukur dan percaya bahwa segala sesuatunya sudah rencana tuhan dan patut mereka jalankan dan terima dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya lalu ada juga yang telah ditinggalkan oleh orang tua  kandung sendiri padahal orang tua nya mampu dan hanya beralasan bahwa anak kandungnya itu cuma menyusahkan diri mereka dan tidak mempunyai nilai dan makna bagi mereka. Untuk itu dengan kejadian dan hal tersebut membuat saya tidak tahu diri bahkan selalu menuntut lebih kepada orang tua saya sendiri padahal orang tua saya tidak pernah mengeluh apa-apa tentang saya bahkan mereka selalu menyayangi saya apa adanya dan tidak pernah memiliki pikiran untuk menitipkan ataupun meninggalkan saya di panti asuhan.
Selama melakukan kegiatan kepedulian sosial ini, saya dapat menghibur anak-anak panti asuhan dengan menceritakan cerita lucu , memberikan games menarik, melakukan tarian bersama , serta mendampingi dan mengajarkan mereka dalam pembuatan pr sekolah jika ada bahkan membantu mereka dalam kegiatan kerja bakti di dirumah. Dalam hal menghibur anak-anak, saya merasa cukup puas karena muka , suara dan canda tawa saya dapat membuat suasana yang pertamanya sunyi senyap menjadi lebih hidup dan bersahabat sehingga tercipta adanya kebersamaan. Dalam hal mendampingi, saya mengajarkan anak-anak panti asuhan materi pr sekolah saya sebisa dan semampu saya dan hasilnya pr mereka dapat dikerjakan dengan baik.
Kemudian dalam hal kerja bakti, awalnya saya tidak tahu hal apa saja yang harus dilakukan pada saat kerja bakti yang biasa mereka lakukan. Akan tetapi , mereka mengajari saya hal-hal apa saja yang mereka lakukan selama kerja bakti dan saya pun dengan senang hati mengikuti cara dan instruksi kerja bakti mereka dalam hal ini kerja bakti mereka adalah membuka pipa , membersihkan , dan menutup kembali pipa untuk ditanami tanaman hidroponik serta melakukan bersih-bersih di lantai atas rumah panti asuhan. Atas seluruh kegiatan yang saya lakukan , mereka merasa terbantu dan kerja bakti pun lebih cepat selesai dari waktu biasanya serta kegiatan pun terlakasana dengan sangat baik. Saya pun sangat senang pekerjaan-pekerjaan yang saya lakukan ternyata membuat mereka senang dan sangat membantu mereka.
Kegiatan ini membuat saya terus berpikir untuk selalu mempedulikan , membantu orang-orang diluar sana yang membutuhkan pertolongan dan perhatian, berusaha melakukan hal-hal positif jika masih bisa dan sanggup serta selalu bersyukur atas apa yang telah diperoleh selama ini.
5.2.2  Timothy
Tidak terasa sudah 4 pertemuan berlalu, kebersamaan dengan anak – anak panti akhirnya kami akhiri. Selama saya ikut berpartisipasi dengan kegiatan social yang diadakan oleh binus banyak hal yang saya dapat serta beberapa hal yang saya amati. pada pertemuan 1 sampai pertemuan 4 terjadi perubahan yang sangat terasa, pada awalnya mereka yang pernah tersakiti yang tidak memiliki suatu sosok orang tua yang sesungguhnya atau sosok tempat dimana mereka nyaman untuk bercerita (curhat) membuat mereka susah membuka diri. Namun ketika kami datang yang (sebelumnya belum pernah ada kegiatan mahasiswa yang berkunjung ke panti mereka) kami berusaha berbaur dengan mereka dan berusaha menjadi sosok kakak yang dapat menjadi panutan agar mereka dapat merasa nyaman untuk berbaur dengan kami. Dan hal ini terbukti pada pertemuan akhir 3 dan 4 setelah kami melakukan kegiatan yang panjang seperti games – games dan berdialog dengan mereka, terlihat sekali mereka mulai dapat bercerita tentang keluh kesah mereka, pengalaman buruk mereka, dan saya pun merespon dengan baik dan kamipun terasa seperti saudara, tak hanya itu mereka yang pertama sulit terbuka menjadi anak – anak pada umumnya yang sering kali bertanya tentang sesuatu serta bercerita akan keseharian mereka dan saya pun merasa puas akan hal ini karena dapat membantu mengobati luka mereka yang mereka dapat dari orang tua mereka.

5.2.3  Billy Caesario Simon
Dengan tugas saya sebagai pembawa games saya belajar bagaimana berkerja sama dengan orang baru itu tidak semudah yang di bayangkan,saya belajar juga tentang kerbersamaan dengan anak anak.Dan yang paling penting saya belajar bertanggung jawab dan berusaha semampu mungkin untuk membawa suasana di tempat menjadi senang,sehingga anak anak bisa melupakan masalah mereka walau hanya sesaat.
5.2.4  Stephanus Jason
Dalam kegiatan character building agama ini banyak pengalaman yang saya dapatkan Bersama anak-anak panti disini.mulai dari kita harus selalu bersyukur pada Tuhan atas apa yang sudah diberikanNya dan merasa sangat beruntuk memiliki keluarga yang lengkap.Di panti asuhan ini saya sangat senang dapat bertemu dengan anak-anak panti dan saling berbagi pengalaman dan mengajarkan mereka banyak hal.Mereka anak-anak panti memiliki semangat yang tinggi dan cita-cita yang baik pula.ini semakin membuat saya bersyukur atas apa yang sudah saya miliki dan semakin semangat untuk menggapai cita-cita saya juga. Anak-anak panti telah mengajarkan makna dan pengalaman hidup yang pastinya akan selalu saya ingat dan saya kenang.
5.2.5  Erwin Herwindo
Dengan tugas saya sebagai pemandu games dan memilih games – games yang seru tapi juga memiliki sisi positif yang dapat diambil. Saya sangat senang dapat melihat anak – anak dapat tertawa dan bahagia saat kami datang kesana. Setelah seminggu mereka bersekolah kami datang dapat membawa keceriaan kepada mereka semua. Meskipun mereka anak yatim piatu saya merasa mereka penuh dengan kasih saying , saya sebagai anak yang masih memiliki orang tua harus bersyukur dan menghargai seluruh keadaan yang telah diberikan oleh orang tua kami. Saya sangat bersyukur kampus Bina Nusantara memasukan pelajaran ini kepada mahasiswa dan mahasiswinya agar kita tahu apa yang kita punya dan orang lain tidak punya.



REFERENSI
A sudono (2000), Sumber belajar dan alat permainan untuk pendidikan anak usia dini, hal 1-7. (https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ZLHtwVzHuaoC&oi=fnd&pg=PR6&dq=permainan+adalah&ots=al872pKHiw&sig=cb_8yZ9vJTonWa_wuw0ae5I5wg&redir_esc=y#v=onepage&q=permainan%20adalah&f=false, diakses tanggal 10 Maret 2017, pkl 13.25 WIB)
Lie Paulus (1999). Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu. Yayasan Andi: Yogyakarta.
M Christianti (2007). Jurnal Pendidikan Anak (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files /penelitian/Martha%20Christianti,%20M.Pd./Anak%20Dan%20Bermain.pdf , diakses tanggal 10 maret 2017, pkl 13.40 WIB)
Robert Coles (1999).Secular Mind. New Jersey: Princeton University Press.
Sumeda Widyadharma, Dhamma-Sari (1993). Kerendahan Hati Jakarta: Yayasan Dana Pendidikan NALANDA.
Y Wibowo (2010). Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/19830509/BERMAIN_DAN_KREATIVITAS.pdf , di akses tanggal 10 Maret 2017, pkl 14.10 WIB )














LAMPIRAN

Lampiran 1
1.1  Tema Diskusi
Pembagian  tugas dalam pembuatan proposal dan Panti Asuhan yang akan  dikunjungi.
1.2  Tempat dan Waktu Diskusi
Diskusi dilakukan di Kelas
1.3  Peserta Diskusi
Nim
Nama
Keterangan
1901462422
  Martin Luter
Hadir
1901462492
Timothy
Hadir
1901483963
Billy Caesario Simon
Hadir
1901461760
Erwin Herwindo
Hadir
1901507995
Stephanus Jason
Hadir

1.4  Kesimpulan Diskusi
Setiap anggota telah ditentukan pembagian tugas dalam pembuatan proposal yaitu Timothy ( Bab 1 Latar Belakang ) , Jason ( Bab 1 Rumusan Masalah , Rencana Kegiatan ) , Billy ( Bab 2 Metode kegiatan ) , Erwin ( Bab 3 Konsep ) , Martin ( yang mengedid , membetulkan , dan merapikan hasil seluruh tugas dari seluruh anggota ). Kemudian Panti Asuhan yang akan dikunjungi adalah Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa karena panti asuhan tersebut mudah di jangkau dari Universitas Binus dan juga dekat dengan kediaman setiap anggota.
1.5  Foto Diskusi




Lampiran 2
2.1  Lokasi Survey
Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa Jl. Raden Saleh Raya No.62 RT/001 RW/06. Ciledug, Tangerang
2.2  Peserta Survey
Nim
Nama
Keterangan
1901462422
  Martin Luter
Hadir
1901462492
Timothy
Hadir
1901483963
Billy Caesario Simon
Hadir
1901461760
Erwin Herwindo
Hadir
1901507995
Stephanus Jason
Hadir

2.3 Pihak yang ditemui
            Ibu Wiji Purnami , Selaku Pimpinan dan pengurus Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa
2.4  Hasil Survey
Mendapatkan izin dari pihak Panti Asuhan untuk melaksanakan kegiatan dan memperoleh informasi mengenai keadaan Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa.

2.5  Foto Survey




Lampiran 3
3.1  Tema Kegiatan
Pendampingan di Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa dengan anak-anak panti asuhan
3.2     Peserta Kegiatan
Nim
Nama
Keterangan
1901462422
  Martin Luter
Hadir
1901462492
Timothy
Hadir
1901483963
Billy Caesario Simon
Hadir
1901461760
Erwin Herwindo
Hadir
1901507995
Stephanus Jason
Hadir

3.3    Foto Kegiatan



















Lampiran 4
4.1  Tema Diskusi
Pembagian  tugas dalam pembuatan laporan akhir project.
4.2  Tempat dan Waktu Diskusi
Diskusi dilakukan melalui aplikasi Line ( Group )
4.3  Peserta Diskusi
Nim
Nama
Keterangan
1901462422
  Martin Luter
Hadir
1901462492
Timothy
Hadir
1901483963
Billy Caesario Simon
Hadir
1901461760
Erwin Herwindo
Hadir
1901507995
Stephanus Jason
Hadir

4.4  Kesimpulan Diskusi
Setiap anggota telah ditentukan pembagian tugas dalam pembuatan Laporan Akhir Project yaitu Timothy ( Bab 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah , Rencana Kegiatan ) , Jason ( Bab 2 Metode kegiatan ) , Erwin ( Bab 3 Konsep ) , Billy ( Bab 4 Hasil Pelaksanaan Kegiatan ) dan Martin ( Bab 5 Penutup , yang mengedid , membetulkan , dan merapikan hasil seluruh tugas dari seluruh anggota ).
                                                                                                                                               







                                                                                                                                               
Form Evaluasi Kegiatan 1-5                                                                                                                                                






                                

                                Berikut Video Kegiatan Kepedulian Sosial Kami                                                                                                                                               
                                                                                                                                               


              https://youtu.be/sO8NObpHE10