Project Luar Kelas
CBDC
Character Building : Agama
KEGIATAN KEPEDULIAN
SOSIAL DI PANTI ASUHAN
Meningkatkan Sikap Rendah Hati dan Toleransi bagi anak-anak
Pada Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa di Ciledug, Tangerang
Identitas
Kelompok
Nim
|
Nama
|
Jabatan (ketua, sekertaris, anggota)
|
1901462422
|
Martin Luter
|
Ketua
|
1901462492
|
Timothy
|
Wakil Ketua
|
1901483963
|
Billy Caesario Simon
|
Sekertaris
|
1901461760
|
Erwin Herwindo
|
Anggota
|
1901507995
|
Stephanus Jason
|
Anggota
|
Kelas
|
LE24
|
BINUS UNIVERSITY
2017
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
Project
Luar Kelas Character Building Agama
1.
|
Judul Project
|
:
|
Meningkatkan Sikap
Rendah Hati dan Toleransi bagi anak-anak Pada Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa
di Ciledug, Tangerang
|
2
|
Lokasi Project
|
:
|
Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa
|
3
|
Kelompok target kegiatan
|
:
|
Anak-anak Panti Asuhan
|
4.
|
Nama Anggota Kelompok
|
:
|
|
5
|
Mata Kuliah
|
:
|
Character Building Agama
|
6
|
Kelas
|
:
|
LE24
|
7.
|
Dosen
|
:
|
Ramot Peter,
S.Pd., M.Th.
|
Jakarta,…………………………..
Mengetahui
(
Ramot
Peter, S.Pd., M.Th. )
Dosen
CB Kewarganegaraan
|
Ketua
Kelompok
(
Martin
Luter )
|
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari –
hari sering kali kita dapati adanya diskriminasi Ras, Suku , dan juga Agama.
Hal ini sering kali terjadi terutama diskriminasi Agama dikarenakan pribadi
seseorang yang tidak sadar bahwa NKRI adalah negara yang memiliki hukum sendiri
yaitu UUD 1945 dan harus berpegang teguh terhadap PANCASILA. Indonesia adalah
negara yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa yang didalamnya terdapat 6
Agama yang diakui oleh negara yaitu : Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha,
dan Konghuchu. Contoh diskriminasi yang sempat memanas di Indonesia adalah
seorang calon Gubernur yang di intimidasi sedemikian rupa dikarenakan Beliau
bukanlah penganut Agama mayoritas, sangat disayangkan hal ini masih terjadi,
dilain hal masih sering didapati orang di Indonesia yang tidak mau memaafkan
dan bersikap angkuh.
Dengan permasalahan yang
ada ini melalui pembelajaran Character Building di Binus
University mengenai Agama maka diperlukan kegiatan kepedulian sosial dimana kami mahasiswa Binus tergerak untuk melakukan
pencegahan dini dengan dimulai dari anak – anak Panti Asuhan. Mengapa? Karena
anak anak Panti Asuhan cenderung lebih rentan daripada anak anak yang memiliki
orang tua yang bisa mendidiknya lebih dekat, oleh karena itu kami berkeputusan
untuk mendampingi dan memberikan bimbingan sebagai wadah pencegahan terjadinya
kasus yang serupa dimasa yang akan datang, materi yang akan kami berikan
mencangkup materi dampak positif Sekularisme yang perlu di cermati dengan mengambil
sikap toleransi dari sekularisme tersebut serta membimbing mereka juga agar
mereka berjiwa besar dan berlapang dada ketika mereka salah dan meminta maaf
dengan tulus karena hal ini tentunya akan membantu mereka agar terhindar dari
konflik-konflik yang akan mereka alami dimasa yang akan datang serta sebagai
materi tambahan kami juga akan mengajarkan mereka untuk selalu bersikap rendah
hati karena kerendahan hati adalah salah satu kunci utama kesuksesan kelak.
Kiranya bimbingan yang kami berikan bisa mencapai tujuan seperti yang
diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah dengan adanya perkembangan
sekularisme di Indonesia ini dapat mempengaruhi moral dan sikap anak-anak panti
asuhan terhadap sekularisme di indonesia?
2.
Apakah dengan memberikan bimbingan tentang
kerendahan hati terhadap anak-anak panti asuhan dapat menumbuhkan dan membangun
rasa memaafkan antar satu sama lain dan juga dalam pergaulan sehari-hari
mereka?
1.3 Rencana
Kegiatan
Berikut
tahap rencana kegiatan / Rundown kegiatan yang kami akan lakukan dalam kegiatan
kepedulian sosial dimana kegiatan yang kami lakukan dilakukan sebanyak 5x
pertemuan ( Survey + 4 Pertemuan Pendampingan bimbingan ) , walaupun rencana
kegiatan ada terdapat beberapa perbedaan dari rencana kegiatan proposal kami.
Pertemuan 1 (Survey) Rabu , 7 Maret 2017
JAM/DURASI
|
KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
11.30 – 12.10
100
MENIT
|
Melakukan
Survey tempat dan mengajukan izin untuk melakukan kegiatan kepedulian sosial
|
Pertemuan
2 Sabtu , 18 Maret 2017
JAM/DURASI
|
KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
9.00
– 9.30
30
MENIT
|
Salam
pembuka dan Berdoa bersama , kegiatan dimulai
|
Memperkenalkan
diri masing-masing anggota dan berkenalan dengan anak-anak panti asuhan
|
9.30
– 10.10
40
MENIT
|
Pendampingan
, Memainkan Games
|
·
Berpindah Koran
|
10.10
– 10.20
10
MENIT
|
Salam
penutup dan berdoa bersama
|
*Total Durasi : 100 menit
Pertemuan 3 Sabtu , 1 April 2017
JAM/DURASI
|
KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
7.00
– 9.00
120
MENIT
|
Melakukan
kegiatan kerja bakti bersama anak anak panti
|
Bercocok
tanam
|
9.00
– 10.00
60 MENIT
|
Pendampingan
, Memainkan Games
|
Ikat
Tali
|
10.00
– 10.10
10
MENIT
|
Salam
penutup dan berdoa bersama
|
*Total Durasi :
190 menit
Pertemuan 4
Sabtu , 8 April 2017
JAM/DURASI
|
KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
9.00
– 9.15
15
MENIT
|
Salam
pembuka dan Berdoa bersama , kegiatan dimulai
|
|
9.15
– 11.15
120
MENIT
|
Pendampingan
, Menonton Film Bersama anak panti asuhan
|
|
11.15
– 11.30
15
MENIT
|
Salam
penutup dan berdoa bersama
|
*Total Durasi : 150 menit
Pertemuan 5 Sabtu , 15 April 2017
JAM/DURASI
|
KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
9.00
– 9.15
15
MENIT
|
Salam
pembuka dan Berdoa bersama , kegiatan dimulai
|
|
9.15
– 10.30
75
MENIT
|
Pendampingan
, Memainkan Games
|
Werewolf
kartu
|
10.30
– 10.45
15
MENIT
|
Salam
penutup dan berdoa bersama
|
*Total Durasi : 105 menit
BAB 2
METODE KEGIATAN
2.1 Bermain Games
Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat yang
menghasilkan pengertian, atau memberikan informasi,memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi anak. Menurut Mayke (1995) buku dan permainan, “bermain
memberi kesempatan pada anak untuk memanipulasi, mengulang-ngulang, menemukan
diri sendiri, bereskpolorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam macam
konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
Menurut
Hughes (1995),5 pandangan utama tentang peran kita ketika sedang bermain adalah
1. Partisipatif
orang tua,guru,dan pendamping,
2. kita
berperan sebagai fasilator ,
3. intonasi
yang tidak terlalu tinggi dan berbicara lembut dapat di gunakan untuk
menghadapi anak yang kurang baik,
4. ketika
berkomunikasi dengan anak kita perlu memerhatikan bahasa tubuh mereka,
5. setiap
anak memiliki keunikan sendiri.
Alat
bermain adalah semua alat bermain yang di gunakan oleh anak untuk memenuhi
naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti bongkar pasang,mengelompokkan,
memadukan,mencari pandangannya,merangkai, membentuk,mengetok,menyemupurnakan
suatau desain atau menyusun sesuai bentuk utuhnya.
Bermain harus sesuai dengan tahapan
usia anak Pendidik seharusnya memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang
bermain agar dapat mendukung dan menetapkan kegiatan bermain yang cocok untuk
anak. Anak dengan tingkat usia yang berbeda memiliki minat bermain yang
berbeda.
Tahapan
tersebut secara umum dijabarkan sebagai berikut ;
- 1 Bayi –Toddler
Bermain
lebih fokus pada keterampilan motorik, pemaksimalan panca indera,
kegiatan
eksplorasi objek, banyak melakukan gerakan sederhana, gerakan dilakukan tidak
bertujuan dan dilakukan berulangulang, tidak/belum ada komunikasi, melakukan
aktivitas
yang sama namun tidak berhubungan dgn anak lain, konsentrasi bermain hanya
dengan
mainannya sendiri, dan belum mengenal konsep peraturan.
- 2. Anak-anak awal akhir
Pada
usia ini anak sudah mulai menunjukkan minat untuk bermain dengan anak
lain,
sering saling bertukar mainan, sama sama belajar dengan anak lain untuk membuat
peraturan
dan bermain dengan peraturan, belajar untuk bekerja sama dalam satu aktivitas,
sudah mampu membangun dan menciptakan sesuatu dengan benda, tujuan bermain
adalah untuk memperoleh kepuasan pribadi, jika melakukan kegiatan bermain
sambil bertanding, anak belum ada keinginan untuk menang, dan anak belajar
untuk berhitung, membaca, menulis (kemampuan dasar akademik).
- 3. Sekolah dasar
Pada
tahap bermain ini, anak sangat tertarik untuk melakukan kegiatan eksplorasi
dan
menciptakan mainannya sendiri (berkreasi), mulai menyukai kegiatan bermain yang
menggunakan
angka dan kode kode rahasia, mulai menunjukkan siapa dirinya,
keahliannya,
talenta dan kemampuannya, sudah mulai memahami makna kata, huruf dan
angka,
sudah mampu membangun konsep kerjasama dan sudah mengenal rasa bersaing.
4.
Memasuki
remaja awal
Tahapan
bermain memasuki remaja awal yaitu banyak bermain dengan permainan
teratur
dan terstruktur, bermain dengan peraturan (sport), memiliki motivaasi bermain
untuk
memperoleh kemenangan (menang berarti mampu mengikuti peraturan), kegiatan
terfokus/minat
pada kelompok, dan anak belajar untuk memahami lingkungan social
2.2 Diskusi/Berbagi/Sharing
Menurut Suyanto (2005), diskusi kelompok adalah teknik
bimbingan kelompok yang dilaksanakan dengan maksud agar para siswa anggota
kelompok mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
Senada dengan pendapat di atas, Surya menyatakan diskusi kelompok merupakan
suatu teknik dalam bimbingan kelompok yang murid-muridnya mendapat kesempatan
memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan untuk
menyumbang pikiran dalam memecahkan suatu masalah.
Dalam diskusi tersebut semua anggota kelompok diikutsertakan secara
aktif dalam mencapai kemungkinan pemecahan masalah secara bersama-sama
mengutarakan masalahnya, mengutarakan ide-ide, mengutarakan saran-saran, saling
menanggapi satu dengan yang lain dalam rangka pemecahan masalah yang sedang
dihadapi. Dalam kegiatan diskusi kelompok yang memegang peranan adalah
pembimbing. Pembimbing berusaha menciptakan situasi yang mendorong konseli
untuk ikut terlibat dalam diskusi dan selalu aktif berpartisipasi dan saling
berinteraksi diantara mereka. Setelah diskusi kelompok berjalan, diharapkan
pembimbing untuk tidak terlalu mencampuri pola suatu permasalahan.
Tujuan diskusi kelompok menurut Winkel (2003) adalah
membahas bersama masalah yang dihadapi. Berikut tujuan diskusi kelompok :
1. Memberi kesempatan
pada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari pengalaman teman-teman
peserta yang lain dalam mencapai jalan keluar suatu masalah.
2. Memberikan suatu
kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu mempunyai masalah
sendiri-sendiri apabila ada persamaan masalah yang diutarakan, oleh salah satu
anggota hal ini akan memberi keringanan beban batin bagi anggota yang kebetulan
masalahnya sama.
3. Mendorong individu
yang tertutup dan sukar mengutarakan masalahnya, untuk berani mengutarakan
masalahnya.
4. Kecenderungan
mengubah sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan pandangan,
kritikan atau saran teman anggota kelompok.
2.3 Pendampingan
Sosial
Pemberdayaan
masyarakat dapat didefinisikan sebagai tindakan sosial dimana penduduk sebuah
komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan dan tindakan
kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan sosial sesuai
dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimilikinya. Dalam kenyataannya,
seringkali proses ini tidak muncul secara otomatis, melainkan tumbuh dan
berkembang berdasarkan interaksi masyarakat setempat dengan pihak luar atau
para pekerja sosial baik yang bekerja berdasarkan dorongan karitatif maupun
perspektif profesional. Para pekerja sosial ini berperan sebagai pendamping
sosial.
Masyarakat miskin seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari lingkungannya. Pendamping sosial kemudian hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi mereka. Pendampingan sosial dengan demikian dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti; (a) merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi, (b) memobilisasi sumber daya setempat (c) memecahkan masalah sosial, (d) menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan, dan (e) menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat miskin seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari lingkungannya. Pendamping sosial kemudian hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi mereka. Pendampingan sosial dengan demikian dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti; (a) merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi, (b) memobilisasi sumber daya setempat (c) memecahkan masalah sosial, (d) menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan, dan (e) menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat.
Pendampingan sosial
sangat menentukan kerberhasilan program penanggulangan kemiskinan. Mengacu pada
Ife (1995), peran pendamping umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu:
fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat, dan peran-peran teknis bagi
masyarakat miskin yang didampinginya.
1. Fasilitator. Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama, serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.
1. Fasilitator. Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama, serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.
2. Pendidik.
Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan positif dan
direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta bertukar gagasan
dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang didampinginya. Membangkitkan
kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi,
menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan
dengan peran pendidik.
3. Perwakilan
masyarakat. Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi antara
pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan demi kepentingan
masyarakat dampingannya. Pekerja sosial dapat bertugas mencari sumber-sumber,
melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat,
dan membangun jaringan kerja.
4. Peran-peran
teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis. Pendamping
dituntut tidak hanya mampu menjadi 'manajer perubahan"
yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan
tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti;
melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi,
bernegosiasi, berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta mengatur
sumber dana.
BAB 3
KONSEP
Kami menanamkan beberapa konsep dalam bimbingan yang
akan kami sajikan kepada Anak-anak panti asuhan agar kegiatan yang kami lakukan
ini dapat memberikan manfaat yang banyak, diantaranya adalah sebagai berikut:
3.1
Konsep Toleransi
Menurut Robert (1999) Manusia merupakan makhluk
individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia
diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu / manusia lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan. Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan
ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik
yang berkaitan dengan agama atau ras. Dalam rangka menjaga persatuan dan
kesatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghargai dan
menghormati, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan
pertikaian. Untuk itulah Sikap toleransi sangatlah diperlukan dan perlu
diajarkan sejak dini agar kelak menjadi manusia yang beradab dan tidak
berperilaku sombong.
3.2
Konsep Kerendahan Hati
Menurut Sumeda (1993) Berhadapan dengan Tuhan
sesungguhnya kita sebagai manusia tidak ada apa-apanya. Di hadapan Tuhan juga
kita semua sama , yang hanya mengandalkan dan bergantung pada-Nya. Untuk itu
manusia harus berlaku rendah hati, baik dihadapan Tuhan, maupun di hadapan
sesama. Kita juga bukan tanpa dosa di hadapan Tuhan, tapi karena Tuhan begitu
baik pada kita, maka kita tetap bisa selamat dan bahagia. Sebagai orang
beriman, kita harus saling memaafkan atau mengampuni satu sama lain, karena
Tuhan sendiri terus menerus mau mengampuni kita.
Kalau dilihat dari coraknya, tindakan mengampuni
memiliki kekhususan diantara berbagai ungkapan cinta lainnya. Ada hambatan
cukup besar dalam mewujudkannya maka dari itu dibutuhkan kerendahan hati dan
kebesaran jiwa, dan tentu iman yang kuat. Karena banyak di luar sana walaupun
orang yang memiliki agama dan iman kuat tetapi tidak dapat mempraktekkan
kerendahan hati dan Jiwa memaafkan antara umat sesama
Kenyataan bahwa di dalam hati lubuk hati seseorang
yang terdalam tertanam keinginan dan kerinduan kuat untuk mau mengampuni. Hal
tersebut lah yang dapat mendorong seseorang untuk dengan tulus mau memaafkan atau mengampuni. Dan hal lain
lagi yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk mau mengampuni adalah
pengalaman yang dirasakan , yang tidak bisa dibayar dengan uang, ketika
seseorang berhasil mengampuni seseorang yang bersalah kepada orang lain.
BAB 4
HASIL PELAKSANAAN
KEGIATAN
4.1 Deskripsi Kegiatan
Pertemuan
Pertama , setibanya kami di panti asuhan, kami langsung di sambut oleh ibu
pemilik panti yaitu Ibu Wiji lalu kami mempersiapkan kegiatan untuk
pendampingan, setelah itu kami bertemu dengan anak – anak panti. Ada pepatah “
Tak Kenal Maka Tak Sayang “ pepatah ini tidak asing lagi dipakai dalam kegiatan
seperti ini. Oleh karena itu kami melakukan pendekatan pengenalan terlebih
dahulu. Lalu setelah itu kami memulai aktifitas kami yang di awali dengan
berdoa bersama yang dipimpin oleh Martin secara Kristen karena panti asuhan
kami adalah panti yang berbasis agama Kristen. Pada hari itu dihadiri oleh 13
anak dari 21 anak yang ada dikarenakan adanya kegiatan kuliah yang dilakukan
beberapa anak – anak panti. Untuk lebih dapat mengenal mereka kami mengadakan
sebuah games sambung kata dengan membentuk lingkaran penuh, setelah itu satu
orang di tunjuk untuk mengawali permainan dengan menyebutkan satu kata sesuai
kategori, setelah itu 2 huruf dibelakang kata pertama akan di sambung dengan orang
disebelahnya untuk membentuk suatu kata lagi dan demikian seterusnya hingga
kami mendapatkan pemenangnya. Hal ini kami lakukan agar anak – anak belajar
untuk berani “legowo” mengakui kesalahan jika kalah dan mereka pun cukup
antusias. Kegiatan selanjutnya adalah kami mengadakan games berpindah koran,
kami bagi mereka menjadi dua kelompok yang berjumblah 6 orang, masing- masing
kelompok harus berdiri di 1 lembar koran yang kemudian di sediakan 1 lembar
lagi ditaruh di depan mereka untuk mereka berpindah dan koran pijakan
sebelumnya kembali di pindahkan kedepan mereka dengan bantuan kami, demikian
seterusnya hingga mereka yang mencapai garis finish duluan adalah pemenangnya.
Dengan adanya games ini kami harapkan mereka dapat menjadi lebih kompak dan tidak
membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Games yang menyenangkan membuat kami
gembira bersama dan melepas kesenjangan yang ada. Akhir pertemuan kami berfoto
bersama dan berpamitan, mereka pun antusias untuk kedatangan kami selanjutnya.
Pertemuan
Kedua , Pada pertemuan kali ini akan sedikit berbeda karena pada pertemuan
kedua ini kami datang lebih pagi untuk bersama sama melakukan kerja bakti. kami
melakukan ini agar keakraban dengan anak anak makin terjaga ,kami membersihkan
dan menanam tanaman hidroponik. Kegiatan kerja bakti mereka di bagi 2,untuk
anak laki laki mereka mendapat tugas untuk membersihkan dan menata tempat pohon
akan di tanam,kebetulan kelompok kami laki laki semua jadi kami mengikuti
membersihkan dan menata tempat pohon itu,pekerjaan ini bukan perkerjaan yang
kami anggap mudah karena tempat menaruh pohon itu panjang dengan tempat yang
penuh dengan barang dan untuk menyatukan tempat itu harus di pukul dari ujung
ke ujung dan itu menurut kami sangat menyusahkan tapi dengan melihat anak anak
yang sudah ahli dalam melakukan itu dan mereka dengan suka cita melakukannya
kami mencoba sebisa kami,walau itu menyakitkan tangan kami karna harus memukul
rada keras dari ujung alat ke ujungnya lagi karena itu untuk merekatkan satu
sama lain. Dan untuk anak perempuan mereka menanam pohon dari biji pohon di
suatu tempat seperti tanah liat yang mereka punya .Dalam kegiatan ini menurut
kelompok kami kenapa lebih cocok di lakukan oleh perempuan di karenakan
perkerjaan ini memerlukan kesabaran dan ketelitian,kami bertanya kepada salah
satu anak bagaimana caranya,mereka menjelaskan di dalam satu lubang tanah liat
tidak boleh di tanam lebih dari 1 biji pohon karena dapat membuat pohon saat
tumbuh menjadi miring atau bisa di sebut cacat,sehingga tidak bisa di jual. Setelah
kerja bakti kami melakukan games ice breaking ( 1 kelompok terdiri dari 5 orang
dan kaki kita di sambung dengan tali lalu kita berusaha berjalan Bersama sama).Tujuan
dari kegiatan ini adalah agar kita bisa berkerja sama satu sama lain dan tidak membeda
bedakan satu sama lain.
Pertemuan
ketiga , Pada pertemuan ini kegiatan yang diadakan oleh kami adalah menonton
film tentang “secret life of pets” dengan anak-anak panti,sesuai janji kami
pada pertemuan sebelumnya. Sebelum menuju panti kami mampir di indomaret untuk
membeli snack dan makanan ringan untuk anak-anak panti sebagai camilan sembari
menonton film nanti. Sesampainya dipinti kami langsung disambut oleh anak-anak
panti,sepertinya mereka sangat antusias untuk menyaksikan film yang sudah kami
janjikan pada mereka. Langsung saja kami menyalakan proyektor dan menyetel film
secret life of pets dari laptop. Sembari menunggu proyektornya siap kami
mencoba berbicara tentang pelajaran disekolah dengan anak-anak panti. Banyak
dari mereka yang ada pr dari sekolahnya dan kami mencoba membantu menerangkan
pr mereka sebisa kami. Setelah filmnya siap anak-anak panti langsung duduk
dilantai untuk menyaksikan filmnya.Film ini berdurasi sekitar 2 jam dan
bercerita tentang tokoh-tokoh binatang cartun yang ditinggal saat majikannya
beraktifitas,dan binatang-binatang lucu ini memiliki pengalaman yang
menyenangkan Bersama dan film ini juga kaya akan kisah moral seperti
persahabatan antara binatang-binatang dalam menjalani rintangan.
Pertemuan
Keempat , pada pertemuan terakhir ini Seperti biasa kami datang dan menyapa
seluruh anak – anak dan kami menjelaskan apa yang akan kita lakukan pada hari
ini. Kegiatan pada pertemuan akhir ini sedikit berbeda dari pertemuan
sebelumnya karena pada pertemuan ini kami akan memainkan sebuah game yang bukan
termasuk dari “Ice Breaking” kenapa begitu? Karena game ini diperlukan
kemampuan komunikasi yang baik dan kepercayaan diantar anak – anak disini. Game
ini disebut “Werewolf” inti dari game ini adalah penduduk desa harus menemukan serigala
yang bersembunyi sebagai penduduk desa. Kemudian setelah memainkan game
tersebut kami lanjutkan dengan makan bersama dengan anak – anak dan
menyampaikan kesan – kesan kami kepada anak – anak begitu pun sebaliknya.
Dengan adanya kegiatan – kegiatan pada hari terakhir kami berharap dimana anak
– anak dapat memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan selalu percaya kepada
teman.
4.2 Lokasi dan Waktu
Kegiatan
ini dilaksanakan di Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa Jl. Raden Saleh Raya No.62
RT/001 RW/06. Ciledug, Tangerang. Waktu Pelaksanaan yang diperoleh setelah
berdiskusi dengan pihak Panti Asuhan adalah Setiap hari Sabtu ( 18 Maret 2017 ,
1 April 2017 , 8 April 2017 , 15 April 2017 )
4.3 Pihak yang Terlibat
Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini
adalah Ibu Wiji selaku pengurus Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa yang memberikan
jadwal dan sebagai penerima proposal kegiatan , Para anak Panti Asuhan , serta
semua anggota kelompok kami.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
dan Saran
5.1.1
Kesimpulan
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan selama 4
pertemuan ini dapat di simpulkan bahwa kita sebagai mahluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri dimana kita saling membutuhkan , saling memberi dan
menerima dapat turut merasakan dan memahami apa yang saja yang terjadi dalam
kehidupan anak-anak Panti asuhan yang telah kehilangan orang tua maupun di
telantarkan oleh orang tua nya. kemudian adanya perkembangan sekularisme di
Indonesia ternyata dapat mempengaruhi moral dan sikap anak-anak panti asuhan
terhadap sekularisme di Indonesia serta
Untuk itu ,
dengan adanya kegiatan project luar kelas mata kuliah CB : Agama yaitu
melakukan pendampingan terhadap anak-anak Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa dapat
membantu para mahasiswa agar lebih dapat membimbing anak-anak sebagai wadah pencegahan terjadinya kasus yang
sekularisme yang salah dimasa yang akan datang serta membimbing mereka juga
agar mereka berjiwa besar dan berlapang dada ketika mereka salah dan meminta
maaf dengan tulus karena hal ini tentunya akan membantu mereka agar terhindar
dari konflik-konflik yang akan mereka alami dimasa yang akan datang serta
sebagai materi tambahan kami juga akan mengajarkan mereka untuk selalu bersikap
rendah hati karena kerendahan hati adalah salah satu kunci utama kesuksesan
kelak. Kegiatan kepedulian sosial yang dilakukan dengan cara memberikan games
menarik beserta pendampingan yang menyangkutkan dengan tema kerendahan hati dan
kejujuran , melakukan kegiatan kerja bakti , memberikan tayangan film lucu ,
menarik dan bermakna membuat anak-anak panti asuhan lebih senang , ceria dan
mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka.
Kemudian hasil positif
yang kami terima dari kegiatan pendampingan kepedulian sosial ini, meningkatkan
jiwa dan kepedulian sosial kami serta dapat membantu masyarakat lain dalam
menerapakan jiwa kerendahan hati.
Hasil pelaksanaan
kegiatan ini tidak berbeda jauh dengan rencana kegiatan yang sudah ada
sebelumnya , hanya saja ada beberapa perubahan karena mengikuti panti asuhan
serta kemauan anak-anak panti asuhan sehingga kami hanya mengikuti dan
mencocokan kegiatan yang diperlukan sesuai dengan rencana kegiatan kami. Lalu
kegiatan ini pun dapat berjalan lancar karena adanya dukungan dan bantuan Ibu
Wiji selaku pengurus panti asuhan Rumah Kasih Bapa
5.1.2 Saran
Masih banyak orang diluar sana yang menutup hati
nuraninya dan tidak peduli dengan orang lain. Kegiatan seperti ini sebaiknya
diperbanyak dan juga adakan seminar-seminar yang berkaitan dengan kehidupan
kita sebagai sesam manusia. Diharapkan kegiatan kepedulian sosial seperti ini
memberikan berbagai manfaat posisif bagi pihak-pihak terkait. Semakin sering
kita melakukan kegiatan sosial , semakin tinggi kepedulian dan kepekaan kita
terhadap sesama.
5.2
Refleksi
Individu
5.2.1 Martin Luter
Kegiatan
pendampingan kepedulian sosial telah dilaksanakan selama empat pertemuan dengan
sangat baik. Bagi saya pribadi, kegiatan ini memberikan pengalaman yang tak
terlupakan. Saya pun menyadari bahwa begitu banyak orang diluar sana yang
membutuhkan perhatian lebih terutama untuk anak-anak panti asuhan. Melalui
kegiatan ini dan dapat bertemu dengan para anak-anak panti asuhan adalah sebuah
jalan tuhan yang membukakan hati dan pikiran saya untuk selalu mengucap syukur
atas apa yang telah saya peroleh selama ini karena banyak diluar sana seperti
anak-anak panti asuhan yang berlatar belakang tidak memiliki orang tua , tidak
memiliki kasih sayang orang tua tetapi mereka tidak mengeluh dan sedih dan
tidak dapat meminta apapun untuk keinginan mereka bahkan mereka selalu
bersyukur dan percaya bahwa segala sesuatunya sudah rencana tuhan dan patut
mereka jalankan dan terima dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya lalu ada juga
yang telah ditinggalkan oleh orang tua
kandung sendiri padahal orang tua nya mampu dan hanya beralasan bahwa
anak kandungnya itu cuma menyusahkan diri mereka dan tidak mempunyai nilai dan
makna bagi mereka. Untuk itu dengan kejadian dan hal tersebut membuat saya
tidak tahu diri bahkan selalu menuntut lebih kepada orang tua saya sendiri
padahal orang tua saya tidak pernah mengeluh apa-apa tentang saya bahkan mereka
selalu menyayangi saya apa adanya dan tidak pernah memiliki pikiran untuk
menitipkan ataupun meninggalkan saya di panti asuhan.
Selama
melakukan kegiatan kepedulian sosial ini, saya dapat menghibur anak-anak panti
asuhan dengan menceritakan cerita lucu , memberikan games menarik, melakukan
tarian bersama , serta mendampingi dan mengajarkan mereka dalam pembuatan pr
sekolah jika ada bahkan membantu mereka dalam kegiatan kerja bakti di dirumah.
Dalam hal menghibur anak-anak, saya merasa cukup puas karena muka , suara dan
canda tawa saya dapat membuat suasana yang pertamanya sunyi senyap menjadi
lebih hidup dan bersahabat sehingga tercipta adanya kebersamaan. Dalam hal
mendampingi, saya mengajarkan anak-anak panti asuhan materi pr sekolah saya
sebisa dan semampu saya dan hasilnya pr mereka dapat dikerjakan dengan baik.
Kemudian
dalam hal kerja bakti, awalnya saya tidak tahu hal apa saja yang harus
dilakukan pada saat kerja bakti yang biasa mereka lakukan. Akan tetapi , mereka
mengajari saya hal-hal apa saja yang mereka lakukan selama kerja bakti dan saya
pun dengan senang hati mengikuti cara dan instruksi kerja bakti mereka dalam
hal ini kerja bakti mereka adalah membuka pipa , membersihkan , dan menutup
kembali pipa untuk ditanami tanaman hidroponik serta melakukan bersih-bersih di
lantai atas rumah panti asuhan. Atas seluruh kegiatan yang saya lakukan ,
mereka merasa terbantu dan kerja bakti pun lebih cepat selesai dari waktu
biasanya serta kegiatan pun terlakasana dengan sangat baik. Saya pun sangat
senang pekerjaan-pekerjaan yang saya lakukan ternyata membuat mereka senang dan
sangat membantu mereka.
Kegiatan
ini membuat saya terus berpikir untuk selalu mempedulikan , membantu
orang-orang diluar sana yang membutuhkan pertolongan dan perhatian, berusaha
melakukan hal-hal positif jika masih bisa dan sanggup serta selalu bersyukur
atas apa yang telah diperoleh selama ini.
5.2.2 Timothy
Tidak
terasa sudah 4 pertemuan berlalu, kebersamaan dengan anak – anak panti akhirnya
kami akhiri. Selama saya ikut berpartisipasi dengan kegiatan social yang
diadakan oleh binus banyak hal yang saya dapat serta beberapa hal yang saya
amati. pada pertemuan 1 sampai pertemuan 4 terjadi perubahan yang sangat
terasa, pada awalnya mereka yang pernah tersakiti yang tidak memiliki suatu
sosok orang tua yang sesungguhnya atau sosok tempat dimana mereka nyaman untuk
bercerita (curhat) membuat mereka susah membuka diri. Namun ketika kami datang
yang (sebelumnya belum pernah ada kegiatan mahasiswa yang berkunjung ke panti
mereka) kami berusaha berbaur dengan mereka dan berusaha menjadi sosok kakak
yang dapat menjadi panutan agar mereka dapat merasa nyaman untuk berbaur dengan
kami. Dan hal ini terbukti pada pertemuan akhir 3 dan 4 setelah kami melakukan
kegiatan yang panjang seperti games – games dan berdialog dengan mereka,
terlihat sekali mereka mulai dapat bercerita tentang keluh kesah mereka,
pengalaman buruk mereka, dan saya pun merespon dengan baik dan kamipun terasa
seperti saudara, tak hanya itu mereka yang pertama sulit terbuka menjadi anak –
anak pada umumnya yang sering kali bertanya tentang sesuatu serta bercerita
akan keseharian mereka dan saya pun merasa puas akan hal ini karena dapat
membantu mengobati luka mereka yang mereka dapat dari orang tua mereka.
5.2.3 Billy Caesario Simon
Dengan tugas saya sebagai
pembawa games saya belajar bagaimana berkerja sama dengan orang baru itu tidak
semudah yang di bayangkan,saya belajar juga tentang kerbersamaan dengan anak
anak.Dan yang paling penting saya belajar bertanggung jawab dan berusaha
semampu mungkin untuk membawa suasana di tempat menjadi senang,sehingga anak
anak bisa melupakan masalah mereka walau hanya sesaat.
5.2.4 Stephanus Jason
Dalam kegiatan character building agama
ini banyak pengalaman yang saya dapatkan Bersama anak-anak panti disini.mulai
dari kita harus selalu bersyukur pada Tuhan atas apa yang sudah diberikanNya
dan merasa sangat beruntuk memiliki keluarga yang lengkap.Di panti asuhan ini
saya sangat senang dapat bertemu dengan anak-anak panti dan saling berbagi
pengalaman dan mengajarkan mereka banyak hal.Mereka anak-anak panti memiliki
semangat yang tinggi dan cita-cita yang baik pula.ini semakin membuat saya
bersyukur atas apa yang sudah saya miliki dan semakin semangat untuk menggapai
cita-cita saya juga. Anak-anak panti telah mengajarkan makna dan pengalaman
hidup yang pastinya akan selalu saya ingat dan saya kenang.
5.2.5 Erwin Herwindo
Dengan
tugas saya sebagai pemandu games dan memilih games – games yang seru tapi juga
memiliki sisi positif yang dapat diambil. Saya sangat senang dapat melihat anak
– anak dapat tertawa dan bahagia saat kami datang kesana. Setelah seminggu
mereka bersekolah kami datang dapat membawa keceriaan kepada mereka semua.
Meskipun mereka anak yatim piatu saya merasa mereka penuh dengan kasih saying ,
saya sebagai anak yang masih memiliki orang tua harus bersyukur dan menghargai
seluruh keadaan yang telah diberikan oleh orang tua kami. Saya sangat bersyukur
kampus Bina Nusantara memasukan pelajaran ini kepada mahasiswa dan mahasiswinya
agar kita tahu apa yang kita punya dan orang lain tidak punya.
REFERENSI
A sudono (2000), Sumber belajar dan alat permainan untuk
pendidikan anak usia dini, hal 1-7. (https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ZLHtwVzHuaoC&oi=fnd&pg=PR6&dq=permainan+adalah&ots=al872pKHiw&sig=cb_8yZ9vJTonWa_wuw0ae5I5wg&redir_esc=y#v=onepage&q=permainan%20adalah&f=false,
diakses tanggal 10 Maret 2017, pkl 13.25 WIB)
Lie Paulus (1999). Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar
Sekolah Minggu. Yayasan Andi: Yogyakarta.
M Christianti (2007). Jurnal Pendidikan Anak (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files
/penelitian/Martha%20Christianti,%20M.Pd./Anak%20Dan%20Bermain.pdf , diakses tanggal 10 maret 2017, pkl
13.40 WIB)
Robert Coles (1999).Secular Mind. New Jersey: Princeton
University Press.
Sumeda Widyadharma, Dhamma-Sari
(1993). Kerendahan Hati Jakarta:
Yayasan Dana Pendidikan NALANDA.
Y Wibowo (2010). Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/19830509/BERMAIN_DAN_KREATIVITAS.pdf , di akses tanggal 10 Maret 2017, pkl 14.10 WIB )
LAMPIRAN
Lampiran 1
1.1 Tema Diskusi
Pembagian tugas
dalam pembuatan proposal dan Panti Asuhan yang akan dikunjungi.
1.2 Tempat dan Waktu Diskusi
Diskusi dilakukan di Kelas
1.3 Peserta Diskusi
Nim
|
Nama
|
Keterangan
|
1901462422
|
Martin Luter
|
Hadir
|
1901462492
|
Timothy
|
Hadir
|
1901483963
|
Billy Caesario Simon
|
Hadir
|
1901461760
|
Erwin Herwindo
|
Hadir
|
1901507995
|
Stephanus Jason
|
Hadir
|
1.4 Kesimpulan Diskusi
Setiap anggota telah ditentukan pembagian tugas dalam
pembuatan proposal yaitu Timothy ( Bab 1 Latar Belakang ) , Jason ( Bab 1
Rumusan Masalah , Rencana Kegiatan ) , Billy ( Bab 2 Metode kegiatan ) , Erwin
( Bab 3 Konsep ) , Martin ( yang mengedid , membetulkan , dan merapikan hasil
seluruh tugas dari seluruh anggota ). Kemudian Panti Asuhan yang akan
dikunjungi adalah Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa karena panti asuhan tersebut
mudah di jangkau dari Universitas Binus dan juga dekat dengan kediaman setiap
anggota.
1.5
Foto Diskusi
Lampiran 2
2.1 Lokasi Survey
Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa Jl.
Raden Saleh Raya No.62 RT/001 RW/06. Ciledug, Tangerang
2.2 Peserta Survey
Nim
|
Nama
|
Keterangan
|
1901462422
|
Martin Luter
|
Hadir
|
1901462492
|
Timothy
|
Hadir
|
1901483963
|
Billy Caesario Simon
|
Hadir
|
1901461760
|
Erwin Herwindo
|
Hadir
|
1901507995
|
Stephanus Jason
|
Hadir
|
2.3 Pihak yang ditemui
Ibu Wiji Purnami , Selaku Pimpinan dan
pengurus Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa
2.4 Hasil Survey
Mendapatkan izin dari pihak Panti Asuhan untuk
melaksanakan kegiatan dan memperoleh informasi mengenai keadaan Panti Asuhan
Rumah Kasih Bapa.
2.5 Foto Survey
Lampiran 3
3.1 Tema Kegiatan
Pendampingan di Panti Asuhan Rumah Kasih Bapa dengan
anak-anak panti asuhan
3.2
Peserta Kegiatan
Nim
|
Nama
|
Keterangan
|
1901462422
|
Martin Luter
|
Hadir
|
1901462492
|
Timothy
|
Hadir
|
1901483963
|
Billy Caesario Simon
|
Hadir
|
1901461760
|
Erwin Herwindo
|
Hadir
|
1901507995
|
Stephanus Jason
|
Hadir
|
3.3 Foto Kegiatan
Lampiran 4
4.1 Tema Diskusi
Pembagian tugas
dalam pembuatan laporan akhir project.
4.2 Tempat dan Waktu Diskusi
Diskusi dilakukan melalui aplikasi Line ( Group )
4.3 Peserta Diskusi
Nim
|
Nama
|
Keterangan
|
1901462422
|
Martin Luter
|
Hadir
|
1901462492
|
Timothy
|
Hadir
|
1901483963
|
Billy Caesario Simon
|
Hadir
|
1901461760
|
Erwin Herwindo
|
Hadir
|
1901507995
|
Stephanus Jason
|
Hadir
|
4.4 Kesimpulan Diskusi
Setiap anggota telah ditentukan pembagian tugas dalam
pembuatan Laporan Akhir Project yaitu Timothy ( Bab 1 Latar Belakang, Rumusan
Masalah , Rencana Kegiatan ) , Jason ( Bab 2 Metode kegiatan ) , Erwin ( Bab 3
Konsep ) , Billy ( Bab 4 Hasil Pelaksanaan Kegiatan ) dan Martin ( Bab 5
Penutup , yang mengedid , membetulkan , dan merapikan hasil seluruh tugas dari
seluruh anggota ).